Inkonsistensi yang dimaksud adalah ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan atau dalam istilah daerah Jawa sering disebut dengan jarkoni (mau menasehati tapi tidak mau melaksanakan). Sikap dan perilaku ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sebelum melakukan pengamatan, penilaian, dan judgment terhadap sikap dan perilaku orang lain, alangkah lebih baiknya jika kita muhasabah atau intropeksi terhadap diri kita sendiri, apakah diri kita juga sering memperagakan sikap dan perilaku seperti itu atau tidak. Hal ini, tidak lain adalah bentuk upaya preventif dari serangan sifat-sifat ra gelem ngoco karo awake dewe (tidak mau berkaca dengan dirinya sendiri) yang akan menumbuhkan spirit
“Gajah di seberang lautan tampak,
Semut di pelupuk mata tidak tampak.”[1]
Dalam konteks hubungan orang tua dengan anak, sikap dan perilaku inkonsistensi ini tidak hanya akan membawa dampak negatif terhadap kepribadian anak saja, namun juga bagi orang tua. Misalnya, dalam kasus:
Bapak yang menasehati anak laki-lakinya supaya tidak merokok, namun dia sendiri kalau merokok di depan anaknya. Atau,
Seorang guru yang menasehati muridnya untuk rajin berangkat sekolah, tapi di sendiri sering absen mengajar. Atau,
Ibu yang menasehati anak perempuannya agar menghindari merumpi, akan tetapi dia sendiri tampak asyik merumpi dengan sesama ibu sambil petan.[2]
Dalam kasus di atas, maksud orang tua dan guru mungkin baik, yaitu menasehati agar anak dan muridnya tidak merokok, tidak merumpi, dan tidak malas belajar, namun sayangnya nasehat itu tidak diikuti dengan contoh yang selaras. Sehingga, sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh orang tua ataupun guru dalam kasus di atas itu justru akan menumbuhkan sikap dan perilaku tidak percaya terhadap orang tua ataupun gurunya dalam diri anak. Apabila sudah seperti itu, anak pun akan tidak mengindahkan nasehat-nasihatnya. Bahkan, yang lebih parah lagi anak sangat dimungkinkan akan berani menyuguhkan aksi yang berbanding terbalik dengan nasihat orang tua atau gurunya. Perilaku ini tentunya sangat menghinakan.
Orang yang inkonsisten dalam sikap dan perilakunya tidak hanya akan menjadi objek hinaan orang-orang sekitarnya, namun lebih dari itu Allah SWT dan Rasulnya juga memurkainya. Dalam QS. As-Shaf: 2-3 Allah SWT berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Besar dosanya di sisi Allah SWT jika kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan.”
“Apakah kalian memerintahkan kebaikan kepada orang lain sedang kalian melupakan diri kalian dan kalian membaca Kitab? Apakah kalian tidak berfikir? ”
(QS. Al-Baqarah: 44)
Nabi Syuaib A.S. berkata kepada kaumnya,
“Aku tidak ingin menyalahi kalian dengan melakukan apa yang aku larang untuk kalian. Aku hanya menginginkan kebaikan semampuku.”
(QS. Al-Hud: 88)
Rasulullah SAW bersabda,
“Seseorang didatangkan pada hari Kiamat dan dia dilemparkan ke dalam neraka. Ususnya terurai dan dia berputar-putar seperti keledai berputar dengan pelananya. Para penduduk neraka mengelilingi orang itu dan berkata, ‘Wahai Fulan, mengapa engkau sedemikian itu? Bukankah engkau memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran?’ Orang itu menjawab, ‘Dulu aku memerintahkan kalian untuk berbuat baik, tapi aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian dari berbuat kemungkaran, tapi aku melakukannya’.” (HR. Bukhari)
Sekarang kita telah tahu sedikit gambaran tentang sikap dan perilaku yang inkonsisten, efek negatifnya bagi anak dan orang tua atau guru, serta konsekuensi yang akan dihadapinya baik di dunia maupun di akhirat. Pertanyaan selanjutnya, apakah kita akan tetap mengakui dan mempercayai bahwa hal itu adalah metode terbaik untuk memotivasi anak-anak kita?
Seberapa nyaman dan bahagia kita, ketika melihat anak kita menyuguhkan sikap dan perilaku yang berlawanan dengan nasihat kita? Atau, seberapa kuat diri kita menahan hinaan dari anak kita sendiri? Atau, seberapa kuat daya dingin tubuh kita untuk menahan panasnya api neraka?
Sebelum semuanya berlarut, mengevaluasi, merenungi, dan menyesali adalah langkah bijak. Mengikuti keburukan dengan kebaikan adalah langkah awal yang cerdas untuk mewujudkan tegaknya kebaikan.[3] Misalnya dengan cara membalik metode menasehati. Jika sebelumnya lebih banyak menasehati dengan lisan, sekarang menasihatinya dengan perbuatan. Artinya, lebih banyak mengedepankan action (perbuatan) daripada talk only (hanya bicara saja). Hal itu, karena perbuatan itu lebih kongkrit daripada ucapan. Sesuatu yang kongkrit itu lebih mudah dan lebih cepat untuk difahami, dirasakan, dan ditiru (modelling).
|
[1] Sifat orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain, tapi dia tidak sadar bahwa dalam dirinya juga terdapat kesalahan.
[2] Petan adalah istilah bahasa Jawa yang menggambarkan aktivitas mencari kutu di kepala yang sering dilakukan oleh para ibu rumah tangga di desa di sela-sela waktu luang.
[3] Diriwayatkan dari Abi Dar Jundab bin Janadah dan Abi ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal Radliya Allah ‘Anhuma dari Rasulullah SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan maka itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik ” (HR. At-Turmudzy)
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249882833351#c5401570632801839619'> August 9, 2009 at 10:40 PM
salam sobat,,trims infonya,yang menambah wawasan saya.
siip sobat pas banget judulnya"inkosistensi" ini.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249885591805#c9050965437655795243'> August 9, 2009 at 11:26 PM
Lebih baik kita perbetulkan kesalahan diri sebelum kita menuding jari ke arah lain bukan?
Bagi saya, orang yang mulutnye seperti tempayan memang takde konsistensi di mane2 pon. Sudah byk yg saya jumpe begitu...hehehe Saya baru saje berjumpe dgn die hahaha
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249893867672#c3645787957600823578'> August 10, 2009 at 1:44 AM
Benar .... marilah koreksi diri kita masing2. Agar kedepannya menjadi pribadi yang bijaksana.
Salam
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249894063907#c9167954217268811454'> August 10, 2009 at 1:47 AM
Benar .... marilah kita maing2 mengkoreksi diri. Agar kedepannya kita menjadi pribadi yang bijaksana
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249912383573#c4640352214787487812'> August 10, 2009 at 6:53 AM
Baca postingan sobat jadi berkaca.. sudah benarkah apa yg aq katankan dan lakukan...trims buat pencerahannya
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249913199605#c4050990543062297897'> August 10, 2009 at 7:06 AM
sebuah pemikiran yg mendasar sekali. bagus dan menambah wawasan.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249917641714#c1054637947512107939'> August 10, 2009 at 8:20 AM
guru kencing berdiri
murid kencing berlari
kira2 gitu ya?
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249932511237#c218224551791335526'> August 10, 2009 at 12:28 PM
betul sekaliiii, saya jadi inget cerpen karya almarhum ws.rendra judulnya lelaki sejati.
bahwa "hanya lelaki yang satu konsisten antara kata dan perbuatan yang bisa disebut lelaki sejati"
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249945199829#c4422499074330812811'> August 10, 2009 at 3:59 PM
wah..nice post bro setuju banget.emang kebanyakan realitasnya yang terjadi "berbicara lebih mudah dari pada bertindak"!
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249957863503#c5886446003663855792'> August 10, 2009 at 7:31 PM
info yang penting dan bermanfaat untuk perbaikan kita bersama
tks yaa...
aku mau follow yaa
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249973671348#c9032674762694445192'> August 10, 2009 at 11:54 PM
Kedua ya?....hahahah....setuju sekali, selalu bermuhasabah....kunjungan siang nih hehehehe...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1249986705789#c3478871828033252856'> August 11, 2009 at 3:31 AM
bener banget.....perkataan tak sejalan dengan perbuatan. seringkali kita ucapkan yang berbentuk tidak akan melakukan tapi nyatanya malah melakukan artinya melanggar. bener....anak muda sekarang suka melawan orang tua, jadi sikap orang tua harusnya mengajak bukan menyuruh, agar si anak bisa mengucapkan dan mengaplikasikan apa yang sudah di ajarkan. makasih infonya ^_^
Cara Membuat Website
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250007029377#c7763542741917130291'> August 11, 2009 at 9:10 AM
Menjadi konsisten memang tak mudah.. apalagi dalam kondisi yg nyaris tidak konsisten dari hari ke hari..
Tapi yang tak mudah bukan berarti tak mungkin bukan ? Hanya saja diperlukan keberanian, kemauan dan kerja keras utk mewujudkannya.
Nice post !!
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250039410259#c4026649830299483017'> August 11, 2009 at 6:10 PM
agghh, artikel yg berharga... i luv this!
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250042161613#c391914494192979301'> August 11, 2009 at 6:56 PM
Nice post..makasih atas pencerahannya
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250042370625#c3207485371794275991'> August 11, 2009 at 6:59 PM
iya bener juga ya... dan akupun masih harus belajar konsisten niy kayaknya...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250045399753#c6730489344589966976'> August 11, 2009 at 7:49 PM
intinya...ubah diri menjadi baik terlebih dulu,,baru rubah org disekitarmu...
bukan JARKONI....ngajar ora nglakoni..bener to?
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250046878843#c8357541584314911456'> August 11, 2009 at 8:14 PM
Kadang inkonsistensi terpaksa dilakukan justru sebagai ungkapan betapa di lubuk hati terdalam orangtua dan guru sangat menginginkan sang putera dan murid bisa lebih baik darinya, sekaligus pengakuan apa adanya kalau diri belum juga dapat berubah menjadi baik ... (begitulah kata orang yang kebaikan masih sebatas keinginan).
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250048580417#c3334092351850739985'> August 11, 2009 at 8:43 PM
betul. koreksi diri kita sendiri dulu. tapi ngingatkan orang lain juga tak salah kan. hehehe.
oh ya mas, mulo takono itu apa artinya. ga ngerti. ehehehe..^_^
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250050253418#c523158473397991825'> August 11, 2009 at 9:10 PM
assalamualaikum,
tulisan menarik dan menambah pengetahuan mas. koreksi diri, refleksi, mana yang perlu diperbaiki, perbaiki. seperti itulah..sy setuju mas
wassalam
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250051598269#c2403019619965415913'> August 11, 2009 at 9:33 PM
Alhamdulillah..
terimakasiiihh sekali sudah mengingatkan... aku jd merenung dan br-muhasabah nih..
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250052295988#c4403083289265725351'> August 11, 2009 at 9:44 PM
salamsalam...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250061213293#c6096237473929710271'> August 12, 2009 at 12:13 AM
terimakasih kang atas pencerahannya.. very inspiring post :thumbsup:
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250100583195#c1304758530420482557'> August 12, 2009 at 11:09 AM
jd tenang rasanya... (ngaca mode on* ngoreksi ada yg salah gag iia sama hidup saiia???!?!!)
mampir lagi nii kang sambil bawa penganan ala kadarnya, numpang ngeroko' sebentar kang iia :p bole gag nii ?!??! huehehheheehhe...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250140437797#c5059419697746267010'> August 12, 2009 at 10:13 PM
inkonsisten = munafik ya...
salam kenal..
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250173240440#c5182397048706718882'> August 13, 2009 at 7:20 AM
mantabbbb, semoga buwel mampu menjaga lidahnya...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250173301022#c7418472759309337338'> August 13, 2009 at 7:21 AM
sahabt abu bakar pun sampe menelan batu kerikil agar menjag lisannya untuk mengucap ya.....salut
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250195992759#c4371297580866711116'> August 13, 2009 at 1:39 PM
maap kang baru sempet mampir nii... baru banguuuuuuuunnn ;( mata sepettt :( hehehehe.. ada choccoccino kah?!??! sususoklat anget??!??! samsu?!??!?!
seperti itu 'lidah' saiia terpelihara gag kang di mata akangnya??!?!?
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250230460493#c8699720673442527148'> August 13, 2009 at 11:14 PM
siang.....
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250245116731#c8175588204495886120'> August 14, 2009 at 3:18 AM
postingannya mengingatkan diri sendiri jadinya, trims ya..maaf baru mampir nih, sibuk terus akhir-akhir ini
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250280658893#c25035179119947297'> August 14, 2009 at 1:10 PM
pagi
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250292723485#c8484453452849526696'> August 14, 2009 at 4:32 PM
hmmm,..self correction,..atau apapun nanmanya memang lebih bermanfaat ketimbang mencari gajah di pelupuk mata. setuju brader dengan isi postingan ini.
Salam kenal. thank's dah mampir di blogku.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250329785596#c2564486423755268417'> August 15, 2009 at 2:49 AM
sebuah tulisan yang mengajak kita bercermin dan memelihara lisan. terima kasih sudah berbegai ...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250349788752#c7484579624517467695'> August 15, 2009 at 8:23 AM
Assalamu'alaikum...
Mohon maaf, selalu telat mampir. Padahal, mas Waluyo rajin ke blogku. orang Malaysia bilang, "cakap tak serupa buat" semoga kita terhindar dari sifat yang demikian...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/08/inkonsistensi.html?showComment=1250462221455#c8856026675918817205'> August 16, 2009 at 3:37 PM
merdeka!!!