THE TRUE POWER OF POINT
oleh
waluyo
Titik, siapakah yang tidak mengenalnya? Apalagi bagi orang-orang yang suka menulis atau membaca, mereka pasti mengenal itu. Bentuknya kecil dan terkadang jika tidak cermat mengamatinya maka tidak kelihatan. Namun, bagi orang yang telah mampu membaca atau menulis dengan intuisi, walaupun ia tidak kelihatan akan tetapi intuisi dapat memberikan rasa.
Titik, mungkin inilah kata tertepat yang dapat saya gunakan untuk mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari titik. Selain itu karena kata titik lebih sesuai dengan kapasitas saya sebagai manusia. Walaupun begitu, saya meyakini bahwa sebenarnya ada pula sesuatu yang asal kejadiannya tanpa bermula dari titik, sesuatu itu tercipta dari daya kun fa yakunnya Allah SWT.
Bermula dari titik, segala sesuatu dapat dibentuk. Bentuknya pun sangat beragam dengan variasi dan kekhasan yang terilhami oleh karakteristik individual difference masing-masing pembentuk. Ada orang yang kemudian membentuk gambar rumah, jalan, atau apapun. Walaupun ada dua orang yang menggambar rumah dalam waktu yang sama tapi pasti di antara dua gambar itu memiliki perbedaan yang khas.
Dari penjelasan sederhana di atas, maka saya dapat mengatakan bahwa titik itu memiliki kekuatan yang luar biasa atau lugasnya titik itu memiliki daya potensi yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi apapun. Sebelum melangkah lebih jauh, cobalah pikirkan, renungkan, dan simpulkan pertanyaan-pertanyaan saya berikut ini!
- Sebuah titikkah kita ini?
- Jika kita itu titik, adakah di dalam titik itu ada titik?
- Jika iya ada, titik apakah yang ada dalam diri kita itu?
- Apa yang akan kita lakukan terhadap titik-titik itu?
Dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul Human Potency And Way Of Actualization telah banyak dikupas mengenai potensi dasar manusia yang mana potensi-potensi itu dapat dikatakan sebagai titik yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu kekuatan yang luar biasa.
Kita memiliki potensi yang bersifat umum atau setiap manusia memilikinya, yaitu Qalb (afektif), akal (kognitif), dan nafs (konasi). Ketiganya ini secara sejatinya siap mendukung potensi hereditas yang sifatnya sangat khas dan unik. Jika potensi hereditas ini bersinergi menjadi satu dengan potensi hereditas pasti setiap manusia akan menjadi dirinya sendiri dengan memiliki berkarakter yang kuat.
Agar potensi-potensi tadi dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal maka harus dioleh melalui pendidikan yang dapat memandirikan bukan pendidikan dogmatis. Karena dengan pendidikan yang memandirikanlah manusia akan diantarkan menuju pribadi yang kreatif, inovatif, dan produktif. Fungsi pendidikan bukan lagi mengajarkan sesuatu tapi membimbing dan mengarahkan subjek menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Dengan demikian subjek tidak lagi bergantung dengan situasi yang berusaha menguasainya.
Namun, kehidupan manusia itu tidak cukup hanya untuk menemukan jati dirinya saja, akan tetapi manusia juga harus mengarahkan kekuatan dirinya itu memenuhi fungsi utama dirinya, yaitu fungsi manusia sebagai makhluk Tuhan yang sangat menjijikan jika tidak menyembah-Nya (‘abid) dan fungsi manusia sebagai mandataris Tuhan di muka bumi ini (khalifah Allah). Sehingga jika sudah seperti itu maka manusia akan mengarahkan kekuatannya itu untuk beribadah dan menjaga stabilitas alam semesta.
Indah dan bermakna inilah jati diri manusia!!!!
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244087674953#c5562768370644939428'> June 3, 2009 at 8:54 PM
Titik? mmm ... kalau di film Matrix dunia, termasuk kita, hanyalah merupakan kumpulan angka-angka biner. Tapi ... apapun kita memaknai kita, hanyalah upaya untuk lebih mengenal Dia Pencipta kita.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244090553835#c5632031379908351374'> June 3, 2009 at 9:42 PM
semoga kita bisa menjadi manusia seutuhnya,,, manusia yang benar2 memahami apa itu iman apa itu islam dan apa itu ihsan,,,
salam sillaturahmi sobat, boleh tukeran link?
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244094267294#c1681563074900448947'> June 3, 2009 at 10:44 PM
to: Pak Jayadi
karena kesimpulannya dengan memahami diri sendiri maka akan terbuka pintu pemahaman tentang Allah, begitu tidak Pak?
to: Mas Cahaya Nurani
ketika kita melakukan suatu ibadah apapun memang rukun agama yang tiga itu harus berdiri sejajar...apa gimana Mas?
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244171856512#c1832069478684587392'> June 4, 2009 at 8:17 PM
inspiratif....
saya sering menyalahgunakan mandataris Tuhan...
thank's atas sharingnya
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244217435807#c5937295007042525417'> June 5, 2009 at 8:57 AM
deuh jadi speachless...
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244292695327#c5013421399931239260'> June 6, 2009 at 5:51 AM
yup..segala sesuatu bermula dari titik, seperti kata aritotle juga kalo ngga salah, jadi titik itu sifatnya netral barangkali ya..tergantung titik permulaan tadi akan kemana arahnya, sehingga dapat kita artikan positif atau negatif..
lho kok muter-muter ya jadinya..
baru mampir mas Waluyo, repot ini, anak-anak libur gak sempat ngeblog.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244298541181#c8737770821563921049'> June 6, 2009 at 7:29 AM
to si Kumambang:
wajarlah pak, kita kan masih manusia. yang penting mau ngga kita untuk menyadari terus kemudian memulai, gitu kan pak?
to Ranny:
kenapa jadi speachless?
to Mama Hilda:
terima kasih yang banyak dah kerso sharing di tengah kesibukan yang luar biasa....semoga putra putrinya sehat dan menjadi anak yang shalih dan shalihah.amin!
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244363747391#c7098697820601617507'> June 7, 2009 at 1:35 AM
Tapi...jika hidup sudah sampai disatu titik, bisa berarti akhir dari segalanya ya.
http://nexttofuture.blogspot.com/2009/06/true-power-of-point-oleh-waluyo-titik.html?showComment=1244634954843#c5660734961912043862'> June 10, 2009 at 4:55 AM
titik..unsur terkecil pembentuk karya seni. Bedanya manusia sebagai karya seni tuhan bersifat "hidup" bisa berproses untuk menjadi karya yg baik/jelek selama hidupnya, sementara karya seni manusia itu bersifat "mati".